Insiden Ponpes Al Khoziny Membuat Orang Tua Bercerita

Insiden ponpes Al Khoziny
Rajabotak

Curhat Orang Tua Mengenai Insiden Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang memakan banyak korban jiwa, meninggalkan cedera serta duka yang mendalam di hati para orang tua santri. Tercantum Ahmad Zabidi, masyarakat Surabaya yang 2 anaknya pula jadi santri ponpes tersebut. Tetapi Zabidi masih beruntung dibanding orang tua santri yang lain, 2 anaknya tersebut selamat dari kejadian.

Ahmad Zabidi menggambarkan, dikala peristiwa bangunan musala ambruk, anaknya yang bernama Zidan, lagi salat di musala lama, pernah berlari kala tertimpa reruntuhan serta mengira gempa, hingga dirinya terjebak bangunan yang telah runtuh.

” Anak aku yang Zidan itu tidak dapat keluar, kemudian dibuatkan lubang buat jalur keluar oleh sebagian santri yang lain. Zidan juga selamat,” ucap Zabidi, Sabtu( 4/ 10/ 2025).

Tetapi saat sebelum itu, Zidan pula pernah menolong santri- santri yang lain yang terjebak bangunan runtuh buat keluar.

Namun, kala baru dapat membatu 5 santri, Zidan pernah mengantarkan permintaan maaf kepada santri- santri yang lain yang terserang reruntuhan bangunan, kalau dia tidak dapat membantu lagi, sebab wajib berangkat lantaran takut terdapat bangunan yang roboh lagi.

Insiden Ponpes Al Khoziny

” Jadi anak aku memohon maaf ke sahabatnya. Ia bilang, Sepurane Yo, Rek. Saya wes ga isoh nolong( maaf ya, saya tidak dapat membantu lagi,” kata Zabidi menirukan anaknya.

Sedangkan berbeda lagi dengan anak Zabidi yang bernama Muhammad Ubaid Hamdani yang berumur 18 tahun.

Baca Juga : Seorang Guru Di Makassar Mengakui Telah Menyetubuhi Muridnya

ponpes al khoziny ambruk
Rajabotak

Saat sebelum kejadian tersebut, kata Zabidi, Ubaid pernah turut menolong proses pengecoran musala yang ambruk itu.

Sebab mendengar adzan, Ubaid turun dari lantai 3 serta rehat. Serta dikala rehat seperti itu bangunan tiba- tiba ambruk serta ia juga lolos dari maut.

Terpaut anaknya yang turut mengcor, Ahmad Zabidi juga tidak mempermasalahkan. Menurutnya itu dikira selaku ladang pahala serta berkah, mengingat Ahmad Zabidi dikala kecil, pula sempat mondok serta turut kerja bakti membangun gedung pondok.

” Tidak permasalahan, itu ladang pahala. Toh, yang turut menolong ngecor itu tidak seluruh. Jika masih kecil- kecil ya tidak boleh,” tutup Zabidi.

Ponpes Al Khoziny Tempat Menimba Ilmu Ulama Besar

Sehabis terbentuknya robohnya bangunan pondok pesantren Angkatan laut(AL) Khoziny buduran sidoarjo, Zabidi mengaku tidak hadapi trauma.

” Jujur saja aku mau mengembalikan 2 anak aku ke pondok bila kegiatan pondok Angkatan laut(AL) Khoziny telah kembali wajar,” ucapnya.

Zabidi meyakinkan kepada anak- anaknya, kalau pondok pesantren yang tahun depan telah berumur satu abad ini, ialah pondok pesantren yang baik.

” Aku membagikan uraian kepada kedua anak aku tentang lulusan pondok Angkatan laut(AL) Khoziny yang berhasil, apalagi sempat para kiai besar menimba ilmu di sana, semacam kiai Hasyim Asyari, kiai Abdul Wahab Chasbullah, yang dikala itu diketahui selaku Pondok Buduran,” ucapnya.

Zabidi pula mengantarkan kepada anaknya, kalau pondok pesantren ini ialah tempat resolusi jihad buat daerah sidoarjo saat sebelum para santri serta ulama turut perang 10 november ke Surabaya. Dapatkan grandprize besar bersama Rajabotak link permainan online dengan hadiah terbesar!

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *